Ekolinguistik: Perkembangan, Teori, dan Arah Kajian Masa Depan (Tinjauan Pustaka)
Keywords:
ekolingistik, bahasa, lingkungan, teori, keberlanjutanAbstract
Kajian ekolinguistik telah mengalami perkembangan pesat sejak kemunculannya pada akhir abad ke-20. Berawal dari pemikiran Haugen (1972) tentang ecology of language, disiplin ini berevolusi menjadi pendekatan interdisipliner yang menghubungkan bahasa dengan ekologi, ideologi, dan kebudayaan. Tulisan ini bertujuan menguraikan perkembangan konseptual dan metodologis ekolinguistik, menelusuri teori-teori utama seperti ecocritical discourse analysis (Stibbe, 2015), ecosophy (Naess, 1989), dan distributed language view (Steffensen & Fill, 2014), serta meninjau arah masa depan kajian ini dalam menghadapi krisis ekologis global. Pendekatan kualitatif berbasis studi pustaka digunakan untuk menelaah literatur utama dan tren riset terkini. Hasil analisis menunjukkan bahwa ekolinguistik tidak hanya berfungsi sebagai kritik terhadap narasi destruktif dalam bahasa, tetapi juga sebagai gerakan epistemologis yang mendorong perubahan sosial dan ekologis melalui kesadaran linguistik. Ke depan, ekolinguistik diarahkan pada integrasi dengan bidang ilmu lain seperti ekosemiotika, antroposen studies, dan pendidikan lingkungan untuk memperkuat peran bahasa sebagai agen keberlanjutan. Dengan demikian, ekolinguistik berpotensi menjadi paradigma kritis dalam memahami hubungan manusia, bahasa, dan alam secara lebih etis dan berkelanjutan.